Konsep Instrumen Penilaian Agama Islam


Konsep Penilaian Instrumen Pendidikan Agama Islam. pdf 


Konsep Dasar Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

(Tugas Materi 1)

Dosen Pengampu : Yuni Jamilah, M.Pd

Disusun oleh :

Materi 1

1. Syintia Purnama (1911010213)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/2021 M




BAB I

A. Makna Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

Pengembangan instrument penilaian, mencakup sebelas langkah yaitu menentukan spesifikasi instrumen, menulis instrumen, menentukan skala instrumen, menentukan pedoman penskoran, menelaah instrumen, merakit instrumen, melakukan ujicoba, menganalisis hasil ujicoba, memperbaiki instrumen, melaksanakan pengukuran, dan menafsirkan hasil pengukuran dalam pembelajaran agama Islam.

B. Prinsip Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

Prinsip-Prinsip Penilaian

Beberapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian yakni keandalan (realibility), kesahihan (validity), dan kewajaran (fairness).

1. Keandalan

Suatu penilaian dianggap dapat diandalkan ketika hasil yang sama terjadi terlepas kapan dan siapa yang melakukan penilaian. Harus ada bukti kuat untuk menunjukkan bahwa terdapat hasil yang konsisten setelah dilakukan pengukuran berkali-kali. Ncrel (2012: 1) mengatakan bahwa keandalan didefinisikan sebagai suatu indikasi adanya konsistensi skor setelah penilai melakukannya beberapa kali. McMillan (2008: 35) juga menulis bahwa keandalan berhubungan dengan konsistensi skor yang diperoleh dari penilaian). 

Kedua definisi tersebut menekankan pada konsistensi skor, bukan tes atau instrumen. Hal ini penting karena keandalan seperti halnya juga validitas merupakan penilaian tentang skor yang diperoleh dari suatu contoh khusus di mana peserta didik diharapkan merespons pertanyaan.

Keandalan sangat ditentukan oleh estimasi jumlah kesalahan yang mengikuti skor yang diperoleh. Artinya, jika margin kesalahannya kecil, maka keandalannya tinggi. Sebaliknya, jika margin kesalahannya besar, maka tingkat realibilitasnya rendah.

2. Validitas

Selain keandalan, prinsip lain yang berkaitan dengan penilaian adalah validitas atau kesahihan. Asiaeuniversity (2012: 258) menjelaskan, bahwa validitas merujuk pada akurasi dari suatu penilaiana; apakah alat penilaian mengukur apa yang seharusnya diukur atau tidak. Ncrel (2012: 1) juga mengatakan bahwa validitas didefinisikan sebagai suatu indikasi tentang bagaimana suatu penilaian betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain itu, McMillan (2008: 19) memberi definisi sebagai evaluasi keseluruhan yang diharapkan, penggunaan, dan konsekuensi dari skor yang diperoleh.

Berdasarkan tiga definisi yang diberikan di atas, terdapat tiga aspek penilaian yang perlu dievaluasi validitasnya, yakni akurasi alat penilaian, pengukuran pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berwujud kinerja, dan konsekuensinya pada skor.

3. Kewajaran

Kewajaran yang dimaksud di sini adalah penilaian yang tidak bias, tidak berat sebelah, atau tidak adil. Suatu penilaian seharusnya bebas dari bias gender, ras, status ekonomi atau karakteristik lain yang dapat memengaruhi kinerja yang diukur. Jika beberapa peserta didik mengambil keuntungan karena ada faktor yang tidak relevan dengan apa yang diukur, maka penilaian itu tidak adil. Jadi, kewajaran atau keadilan di sini berarti bahwa penilaian seharusnya mendukung dan membolehkan semua peserta didik, baik dari segi gender maupun dari semua latar belakang yang berbeda-beda untuk melakukan sesuatu yang sama. Semua peserta didik (siswa, mahasiswa, atau peserta didik) seharusnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diukur atau dinilai.

C. Fungsi Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

1. Mengembangkan instrumen evaluasi mata pelajaran Pendidikan Isalm

Agama Islam di Sekolah Dasar dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Studi literatur tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, (2) Telaah literatur tentang evaluasi, khususnya pengembangan instrumen evaluasi, (3) Telaah literatur tentang psikologi perkembangan anak, khususnya terkait perkembangan pada usia 6 s.d. 12 tahun, (4) Telaah Kompetensi Inti (KI) Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar, (5) Telaah Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar, (6) Pengembangan indikator hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, (7) Pemilihan teknik evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar, (8) Penyusunan instrumen evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar, (9) Pembuatan petunjuk penggunaan dan pengisian instrumen, (10) Pembuatan Pedoman pemberian skor dan Nilai. Untuk mengoptimalkan pengembangan instrumen, kesepuluh langkah tersebut perlu ditambahkan langkah uji coba tahap1, 

Pedoman observasi yang dikembangkan dapat dipergunakan guru dan orang tua. Instrumen yang dikembangkan untuk kelas 3 s.d. 6 ada 5 instrumen yaitu: (1) teknik penilaian diri dengan Yes / No Question, (2) teknik penilaian antara teman / peserta didik dengan Yes / No Qustion, (3) teknik penilaian diri dengan menggunakan skala, (4) teknik penilaian diri dengan menggunakan skala Likert, dan (5) teknik observasi atau pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi dengan skala Likert. Kelima instrumen tersebut yang dipilih dan dikembangkan karena memungkinkan memiliki ruang lingkup cakupan / content yang luas sehingga memenuhi prinsip validitas serta mudah penggunaannya (memenuhi prinsip kepraktisan).

D. Tujuan Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

Pengembangan instrumen penilaian yakni bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan kualitas dari suatu kinerja saat ini, dan dapat dijadikan untuk mengambil suatu keputusan dalam menerima atau menolak sesuatu. Misalnya dalam penentuan kenaikan kelas.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan tes (test)adalah pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang ciri atau atribut pendidikan atau psikologis, yang setiap butir pertanyaan atau tugas mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Gallagher dalam Asia university menjelaskan, bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang dirancang untuk memperoleh perilaku tertentu dari orang yang diuji. Namun, kata tes menyiratkan adanya instrumen kertas dan pensil yang diberikan di bawah kondisi yang ditentukan sebelumnya yang diberikan untuk seluruh siswa.

Indiana University memberi definisi tentang penilaian sebagai berikut: penilaian adalah proses mengumpulkan dan mendiskusikan informasi dari berbagai sumber dalam rangka untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai apa yang siswa tahu, mengerti, dan dapat melakukan dengan pengetahuan mereka sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka; proses mencapai titik puncak ketika hasil penilaian digunakan untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, penilaian adalah proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dengan maksud untuk memperbaiki kinerja yang akan datang.

E. Manfaat Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

Membantu rancangan materi penilaian

 Membuatan instrumen penilaian berbasis kompetensi dan uji coba instrumen untuk memperoleh kualitas insrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian pembuatan instrumen penilaian ini dilaporkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif berdasarkan tahapan-tahapan pada masing-masing kegiatan.




















DAFTAR PUSTAKA

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan Kurikulum .Jakarta: Kencana.

"PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER MATA PELAJARAN PAI SMP | Journal of Research and Educational Research Evaluation" https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere/article/view/4395, diakses Rabu 22 September 2021, pukul 20:48.

Pendidikan Agama Islam" http://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/234, diakses Rabu 22 September 2021 pukul 20:28.

Rohmad, Pengembangan Instrumen Evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, repository.iainpurwekerto.ac.id



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(DOC) AYAT DAN HADITS TENTANG BERSYUKUR

(DOC) RPP Perkembangan Bani Ummayyah I

(DOC) MAKALAH SHIFAT HURUF HIJAIYAH