Model dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam PAI
Model dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam PAI
(Makalah)
Dosen Pengampu : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.
Disusun Oleh
Julia Mustika : 1911010095
Purnama : 1911010213
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikut beliau yang telah dengan ikhlas memeluk agama Allah SWT dan mempertahankannya sampai akhir hayat.
Alhamdulillah, makalah yang ber-judul Model dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam PAI ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sebagai penutup penulis menyadari bahwa masih banyak kekhilafan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna, bermanfaat, barokah, maslahah di Dunia dan di Akhirat.
Sukarame, 13 Oktober 2020
Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pemelitian 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) 3
1. Jenis-jenis Problem Based Instruction (PBI) 4
B. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning 4
C. Aplikasi pembelajaran PBL pada kegiatan pembelajaran PAI 6
D. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 9
E. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL) 11
F. Desain pembelajaran PBL pada mata pelajran PAI 15
Contoh RPP Pembelajaran PAI 17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret:2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an. PBL sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa PBL sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana mahasiswa diharapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. PBL lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya.Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran secara umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembelajaran problem based Learning (PBL)?
2. Apa tujuan pembelajaran PBL?
3. Apa aplikasi pembelajaran PBL pada kegiatan pembelajaran PAI?
4. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran PBL?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari PBL?
6. Bagaimana desain pembelajaran PBL pada mata pelajran PAI dan Lampirkan contoh beberapa RPP!
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pembelajaran Problem Based Instruction .
2. Mengetahui tujuan pembelajaran PBL.
3. Mengetahui aplikasi pembelajaran PBL pada pembelajaran PAI.
4. Mengetahui langkah-langkah Pembelajaran PBL.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan PBL
6. Mengetahui Desain pembelajaran PBL pada mata pelajran PAI dan contoh beberapa RPP.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran problem based Learning (PBL)
Problem based Intruction (PBI) atau pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengembangkan pengetahuan baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok yang membutuhkan penyelesaian nyata sehingga membuat siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah berpusat pada kegiatan siswa. Dalam proses pembelajaran, guru bertindak sebagai fasilitator sedangkan siswa yang dituntut untuk lebih aktif dalam bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah pendapat, dan sebagainya.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Menurut Trianto (2009:92), problem based intruction merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan auntentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan krmandirian dan percaya diri.
Menutut Suyanto (2009:58), problem based intruction adalah suatu proses prmbelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata.
1. Jenis-jenis Problem Based Instruction
Menurut Trianto (2009:92), terdapat empat macam pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Intruction), yaitu:
a) Pembelajaran berdasarkan proyek (Project-Based Intruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri.
b) Pembelajaran berdasarkan pengalaman ( Experience-Based Intruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan benar dan nyata.
c) Belajar otentik (Authentic Learning), pendekatan pengajaran yanb memeperkenankan siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.
d) Pembelajaran bermakna (Achored Intruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
B. Tujuan pembelajaran PBL
Sistem pendidikan merupakan hal yang paling krusial dalam sebuah negara. Kemajuan negara dapat dilihat dari sistem pendidikan yang dijalankan. Maka dari itu, dalam upaya memaksimalkan fungsi pendidikan, diterapkanlah model pembelajaran problem based learning dengan harapan mampu meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
Pembelajaran Problem Based Learning Metode pengajaran ini bisa dikatakan sebagai cara yang fleksibel karena hampir semua mata pelajaran bisa diterapkan model pemecahan masalah. Misalnya contoh model pembelajaran berbasis masalah dalam pelajaran bahasa indonesia bisa dilakukan melalui analisis cerita dongeng, hikayat dan sebagainya. kemudian untuk ilmu science, bisa dilakukan eksperimen - eksperimen berdasarkan masalah yang bisa ditemukan sehari-hari.
Tujuan Utama Model Pembelajaran Problem Based Learning
1. Peserta didik di orientasikan pada masalah
Dalam sistem pengajaran ini, guru dan murid dituntut untuk bersama-sama menemukan masalah yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Kemudian keduanya berusaha memecahkan masalah tersebut menggunakan konsep dasar pada bidang ilmu tertentu. Namun sebelumnya, guru harus memberikan pengarahan mengenai batasan masalah yang nanti akan masuk ke dalam lingkup kajian.
Dengan begitu, peserta didik dilatih agar mampu berpikir secara reflektif dan kritis ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Disini guru hanya berperan sebagai pemberi motivasi, memberi pengarahan kepada murid serta memberikan evaluasi terhadap hasil kerja peserta didiknya.
2. Melatih peserta didik untuk berpikir rasional dan ilmiah
Ketika murid diberikan tugas berupa project based learning, itu berarti mereka dituntut untuk berpikir secara ilmiah dan rasional. Berpikir secara ilmiah artinya, peserta didik harus mampu memecahkan masalah berdasarkan pada metodologi tertentu. Misalnya ketika membuat penelitian membuat beberapa pertanyaan beserta hipotesisnya. Kemudian dibuktikan dengan eksperimen yang real dilakukan.
membuat hipotesis atau praduga sementara, harus didasarkan pada pemikiran yang rasional dan bisa diterima oleh akal sehat. Unsur-unsur non-rasional tidak boleh disertakan dalam kajian yang dilakukan. Misalnya dalam penelitian mata pelajaran geografi, penyebab gempa bumi salah satunya yaitu karena adanya pergeserah lempeng tektonik, bukan karena penunggu sebuah wilayah marah.
3. Mengembangkan budaya kerjasama yang sehat
Tujuan problem based learning salah satunya yaitu memupuk solidaritas pada tim kerja. Biasanya, model pembelajaran problem based learning ini mengharuskan adanya kerja tim ketika melakukan praktek penelitian terhadap suatu masalah. Dengan demikian, setiap individu siswa harus tanggap terhadap kelompoknya, disiplin dalam melaksanakan job desknya, dan melatih tanggung jawab yaitu tidak membebankan pekerjaan pada orang lain.
Poin ini menjadi salah satu titik yang perlu diperhatikan. Karena dewasa ini, banyak sekali siswa yang tidak mampu bertanggung jawab ketika memiliki tugas yang harus diselesaikan dengan cara berkelompok. Biasanya merekamengandalkan satu atau dua orang siswa yang dianggap mampu meneylesaikan tugas tersebut. Disini, tugas guru yaitu mencari cara agar setiap individu menyelesaikan masing-masing tugasnya dengan baik.
4. Melatih rasa Percaya diri
Rasa percaya diri dibangun dalam diri peserta didik ketika mereka selesai mengerjakan proyek yang menjadi tugasnya. Jika penelitiannya di bidang sosial, maka mereka harus mampu mempertanggung jawabkan melalui presentasi di hadapan audience dan harus bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan.
Jika penelitian yang dilakukan terkaid dengan teknologi sains, maka karya yang dihasilkan yaitu berupa alat-alat penemuan baru. Alat tersebut nantinya akan dipamerkan untuk diuji dan di nilai oleh khalayak banyak terkait cara kerja, manfaat, dan seberapa besar inovasi yang dilakukan.
Model pembelajaran problem based learning bisa di reduksi dengan cara pemberian arahan dari guru kepada siswa yang sedang melakukan penelitian. Kemudian, peran pengajar selain mengampu peserta didiknya, yaitu menganalisis pembelajaran problem based learning itu sendiri, tujuannya agar kekurangan model belajar ini sedikitnya dapat di minimalisir.
C. Aplikasi pembelajaran PBL pada kegiatan pembelajaran PAI
Penerapan PBL dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Penerapan PBL dalam pembelajaran PAI di SDII Al Abidin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru memulai pembelajaran
PAI dengan mengenalkan masalah kepada siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipelajari, yaitu:
a) Apa nama perjalanan Nabi Muhammadsaw. dari masjidil haram ke langit tujuh? Ada siswa yang menjawab hijrah, ada yang menjawab jihad, ada yang menjawab Isra, dan ada siswa yang menjawab Isra Miraj.
b) Kapan terjadinya Isra Miraj? Ada yang menjawab 12 Rabiulawal, ada yang menjawab 17 Rajab, ada yang menjawab 27 Rajab, ada yang menjawab 25 Rajab, dan ada yang menjawab 17 Ramadhan. Semua jawaban siswa diterima,jadi guru belum memberitahukan mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang salah. Hal itu sesuai dengan pandangan Rusman, bahwa denganpembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning),siswa diharapkan memiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dalam masalah, penguasaan sikap positif, dan keterampilan secara bertahap dan berkesinambungan. Siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan dilakukan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran.
c) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok dengan cara guru menyuruh siswa untuk berhitung satu sampai empat diulangi terus sampai semua siswa mendapat kelompok semuanya. Hal itu sesuai dengan pandangan Savoie dan Hughes, yang menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik salah satunya adalah menggunakan kelompok kecil.
d) Guru mendorong dan memerintahkan setiap kelompok untuk berdiskusi untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan Isra Miraj. Setelah siswa mengumpulkan cukup data, guru mengecek data yang diperoleh setiap siswa. Hal itu sesuai dengan pandangan Rusman, bahwa guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Guru mengarahkan siswa tentang bagaimana membuat laporan dengan memberikan urut-urutan isi laporan. Kemudian guru meminta setiap kelompok untuk mempresen-tasikan hasil karyanya di depan kelas. Hal itu sesuai dengan pandangan Rusman, bahwa guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e) Guru mengklarifikasi jawaban siswa dalam presentasi, apakah jawaban tersebut sudah betul atau belum. Selain itu guru memberikan evaluasi dari hasil kerja sama setiap kelompok dalam diskusi ataupun presentasi. Hal itu sesuai dengan pandangan Rusman, bahwa guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka gunakan. Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan PBL dalam pembelajaran PAI di SDII Al Abidin sudah sesuai dengan tahap-tahap penerapan PBL dalamteori.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning
Dalam hal ini terdapat 7 langkah untuk mengaplikasikan problem based learning dalam pembelajaran.
1. Langkah 1 : Mengklarifikasi istilah dan konsep belum jelas
Masalah yang diberikan umumnya mengandung fenomena-fenomena yang memang belum dipelajari, barangkali hal-hal yang baru. Karena itu perlu memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang dihadirkan. Memastikan bahwa setiap anggota melihat situasi seperti apa yang ditunjukkan oleh masalah.
2. Langkah 2 : Merumuskan masalah
Ingatlah ungkapan : Merumuskan masalah dengan baik, sebenarnya sebagian dari penyelesaian. Fenomena ungkapan : Merumuskan masalah dengan baik, sebenarnya sebagian dari penyelesaian. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Kadang-kadang ada hubungan yang masih belum nyata antara fenomenanya, atau ada yang sub- sub masalah yang harus diperjelas dahulu.
3. Langkah 3 : Menganalisis masalah
Pada tahap ini, kelompok mencoba mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Jangan hanya membatasi pada pendiskusian informasi faktual yang ada saja (yang tercantum pada problem), tetapi juga mencoba merumuskan penjelasan yang mungkin dengan nalar anda. Cobalah sekreatif mungkin, dengan meninjau dari berbagai sudut pandang. Di tahap ini, curah gagasan perlu anda lakukan.
4. Langkah 4; Menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisanya.
Apa yang dihasilkan di tahap ketiga, dianalisis lebih dalam pada tahap ini. Bagian demi bagian dianalisis, dilihat keterikatannya satu sama lain, dikelompokkan, mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-milah sesuatu menjadi bagian-bagiannya yang membentuknya. Di tahap ini, anda bisa merasakan ada pengetahuan anda sebelumnya yang bermanfaat dan jadi tahu ada informasi atau pengetahuan anda sebelumnya yang bermanfaat, jadi tahu ada informasi atau pengetahuan yang belum anda miliki untuk menyelesaikan masalah.
5. Langkah 5 : Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada langkah ke-empat. Inilah yang akan menjadi dasar untuk penguasaan-penguasaan individu di setiap kelompok. Tentu saja kelompok harus memprioritaskan dan fokus pada pembahasan tertentu, tidak semua pertanyaan harus dijawab dengan kedalaman yang sama. Ini juga akan memberikan kemungkinan materi pembahasan setiap kelompok berbeda, karena setiap kelompok menaruh perhatian yang berbeda pada masalah yang berbeda.
6. Langkah 6 : Mencari informasi tambahan dari sumber lain ( diluar diskusi kelompok)
Saat ini anda sudah mengeksplorasi pengetahuan terkait yang anda miliki, anda sudah tau informasi apa yang anda tidak punya, dan anda miliki, anda sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya anda harus cari informasi tambahan itu dan tentukan dimana anda mencarinya.
7. Langkah 7 : Mensintesis (menggabungkan) dan memuji informasi baru dari laporan-laporan individu atau subkelompok, yang dipresentasikan dihadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi - informasi baru. Anggota yang mendengar laporan haruslah mampu memahami tentang laporan yang disajikan. Sekali lagi, pastikan apa yang disampaikan individu atau subkelompok ada relevansinya dengan tujuan pembelajaran dan problem yang di berikan guru
E. Kelebihan Dan Kekurangan Problem Based Learning
1. Kelebihan PBL
a) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
b) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
c) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
d) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
e) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.
f) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
g) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
h) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk per-teaching.
j) Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja.
j) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
2. Kelemahan Problem Based Learning
a) Tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
b) Biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walaupun PBL berfokus pada masalah bukan konten materi.
c) Dalam satu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas PBL yang kurang cocok untuk diterapkan disekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah.
d) Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memiliki kemampuan memotivasi siswa yang baik.
e) Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
Adapun kekurangan lain sebagai berikut:
1) Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2) Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
E. Desain Pembelajaran PBL Pada Mata Pelajaran PAI dan Contoh Beberapa RPP.
Desain secara bahasa adalah kerangka bentuk; rancangan. Secara istilah, rawiradilaga (2008) mengatakan," Desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk menfasilitasi proses belajar seseorang.
Pada umumnya pembelajaran berorientasi masalah atau problem based learning sering diterapkan pada pendidikan umum seperti fisika, kimia, IPA dan lain-lain, sedangkan untuk pelaksanaan pada pendidikan keagamaan masih minim, sehingga membutuhkan sebuah tindakan (action) untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pembelajaran problem based learning. Penyayang terhadap lingkungan yang menekankan kepada aspek akhlak manusia sebagai mahluk sosial dan ber-Tuhan sehingga membutuhkan sebuah penekanan pada proses pembelajarannya. Siswa dapat memecahkan masalah dan dapat meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Secara umum siswa pada dewasa ini mengalami kesulitan untuk dapat menginterpretasikan antara konsep dan praktik, seolah-olah antara konsep dan praktik ada kesenjangan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dilingkungannya.
Melalui penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan mengkaitkan masalah kehidupan sehari-hari siswa dengan keadaan nyata siswa yang kontekstual sehingga materi yang diberikan guru pada mata pelajaran PAI mudah diterima oleh siswa dan memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi siswa. Berikut kerangka berpikirnya:
Desain pengembangan belajar dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) akan dinilai oleh pembimbing tesis agar nantinya dapat dijadikan acuan untuk tahapan yang selanjutnya. Dafrt I desain pembelajaran PAI yang terdiri dari silabus, RPP, buku panduan guru, buku peserta didik, LKPD dan media/alat peraga dipenilaian dan masukan. Penilaian kelayakan diperoleh dari ahli materi dan media pendidikan PAI. Selain ahli, dafrtI perangkat pembelajaran PAI terpadu juga dipenilaian kelayakan oleh guru PAI sebagai praktisi dan teman sejawat.
Selanjutnya RPP merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.
Lampiran contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAI:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri Cabang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Tema : Kasih Sayang
Subtema : Kasih Sayang Allah
Kelas/Semester : 1/1
A. Materi Pokok : Asmaul Husna (Ar-Rahman - Ar-Rahim)
B. Alokasi Waktu : 1 × 70 menit
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Melalui membaca berulang-ulang peserta didik dapat melafalkan Ar-Rahman dan Ar-Rohim dengan baik dan benar.
2. Melalui pengamatan terhadap lingkungan, peserta didik mampu menyebutkan contoh-contoh kasih sayang Allah dalam kehidupan.
3. Melalui latihan berulang-ulang peserta didik mampu mengartikan Ar-Rahman dan Ar-Rohim dengan baik dan benar.
D. Kompetensi Dasar
4.1 Melafalkan Asmaul Husna Ar-Rahman dan Ar-Rohim.
4.2 Mengenal makna Asmaul Husna Ar-Rahman dan Ar-Rohim.
E. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.1.1 Melafalkan Ar-Rahman.
4.1.2 Melafalkan Ar-Rohim.
4.1.3 Mengartikan Ar-Rahman.
4.1.4 Mengartikan Ar-Rohim.
4.1.5 Menyebutkan minimal dua contoh kasih sayang Allah dalam kehidupan.
F. Materi Pembelajaran
Ar-Rahman dan Ar-Rohim termasuk 2 diantara 99 Asmaul Husna. Asmaul Husna artinya nama-nama baik Allah. Ar-Rahman berarti Maha Penyayang dan Ar-Rohim berarti Maha Pengasih. Diantara contohnya adalah disediakan air, udara, makanan dan lain-lain.
G. Metode Pembelajaran
Kooperatif : TPS ( think, pairs and share )
H. Media Pembelajaran
Power Poin Asmaul Husna
Vidio Asmaul Husna
Poster atau gambar Asmaul Husna
I. Sumber Belajar
Buku Asmaul Husna
Juz 'Ama
Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas 1
Lingkungan Sekitar
J. Langkah-langkah Pembelajaran:
K. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
Tugas
Mengisi rubik tentang Ar-Rahman dan Ar'Rahim dengan artinya.
Observasi
Mengamati keaktifan/kerjasama/keberanian berdialog
Tes
Tes lisan
Aspek
Keaktifan
Kerjasama
Mengapresiasi
Kemampuan berbahasa
Batang, 26 Mei 2014
Mengetahui
Kepala SD Negri Batang Guru Mata Pelajaran Pai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seharusnya dapat membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka dapat menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya nanti. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan di sekolah cenderung hanya sebagai transfer informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh guru sebagai faktor dominan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL).
Akhirnya, sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, PBL tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi selama asumsinya dapat terpenuhi, maka PBL sangat layak untuk diterapkan dalam rangka menciptakan siswa-siswa yang memiliki pola pikir yang kritis terhadap permasalahan yang dihadapinya.
B. Saran
Perlu adanya metode pembelajaran ini lebih lanjut akan upaya peningkatan dikusi terhadap siswa sebagai salah satu cara memaksimalakan potensi genarasi masadepan, Sebagai penutup penulis menyadari bahwa masih banyak kekhilafan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Surahman, Eko. 2019. Penerapan Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI.Purwokerto :respository.iainpurwokerto.ac.id.
Amir Taufiq.M. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). file.upi.edu.
El-Ghazaly, Ahmad Zulal Fahmi. 2016. Pengembangan Desain Pembelajaran Agama Islam Berbasi Problem Based Learningin (PBL). Malang : etheses.uin-malang.ac.id.
https:/kajianpustaka.com.
https:/modelmodelpembelajaran.blogspot.com.
Makalah Model Dan Strategi PBL Dalam PAIMaklah Analisis Kepuasan Pengguna Dalam Pendidikan
MAKALAH MAQAMAT DAN HAL SERTA LATIHAN BATHIN (TAKHALLI, TAHALLI,
Konsep Dasar Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam
Maklah Statistik Bab II Pembahasan
Komentar