MAKALAH AL-QURAN SECARA GLOBAL

AL-QUR’AN SECARA GLOBAL 

(Makalah) 

Mata Kuliah : 

Materi Al-Qur’an Hadits SMA / MA 

Dosen Pengampu : 

Ade Wawan, M.Pd.I

Disusun oleh : 

Kelompok 1 (Kelas D / 5)

Sonya Aptanka (1911010450)

Syifa’u  Rohmah Nurul Hayat (191101212) 


C:\Users\ACER\Downloads\logo uin.jfif


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H / 2021 

KATA PENGANTAR 

Dengan mengucap Syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Materi Al-Qur’an Hadits SMA /MA,  yang Insya Allah telah kami selesaikan sebaik mungkin. 

Shalawat beriring salam tak lupa kita sampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad  Shallallahu’Alaihi Wasallam yang mudah-mudahan kita sebagaia umatnya mendapat syafaat nya di yaumul akhir kelak. 

Kami meyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah yang selanjutnya lebih baik. Semoga makalah yang kami buat ini   bagi yang membaca,dapat  memahami dan mengamalkannya. 



         Bandar Lampung, September 2021








DAFTAR ISI 

KATA PENGATAR .................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 

  1. Latar Belakang ...........................................................................

  2. Rumusan Malah .........................................................................

  3. Tujuan ....................................................................................... 

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 

  1. Pengertian Al-Qur’an ......................................................................

  2. Sejarah Singkat Al-Qur’an  ..............................................................  

  3. Keotentikan Al-Qur’an....................................

  4. Metode Tafsir ..................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................

  1. Simpulan....................................................................................

  2. Saran .........................................................................................









BAB I 

PENDAHULUAN 

  1. Latar Belakang 

Al-Qur’an adalah Kitab suci dan pedoman hidup umat islam. Ayat-ayat Al-qur’an adalah wahyu Allah SWT  bukan buatan manusia atau bukan juga  buatan Nabi Muhammad SAW, melainkan kalam Allah yang terjaga kemurniannya, dan membacanya termasuk ibadah. 

Selain itu sebagai sumber utama ajaran islam, Al-Qur’an dalam membicarakan suatu masalah sangat unik, tidak tersusun secara sistematis sebagaiamana buku-buku yang dikarang manusia. Namun demikian tidak mengurangi keistimewaan Al-Qur’an, sebaliknya disitulah letak keistimewaan Al-Qur’an yang membuatnya berbeda dari kitab-kitab lain dan buku-buku ilmiah. Hal ini menjadikan Al-Qur’an sebagai objek kajian yang selalu menarik dikalangan cendekiawan, sehingga ia tetap actual sejak diturunkan beberapa abad yang silam. 


  1. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian Al-Qur’an?

  2. Bagaimana Sejarah singkat turunnya Al-Qur’an?

  3. Bagaimana Keotentikan Al-Qur’an?

  4. Apa sajakah Metode-Metode Tafsir ?


  1. Tujuan Penulisan 

  1. Mengetahui pengertian Al-Qur’an 

  2. Mengetahui sejarah singkat proses turunnya Al-Qur’an

  3. Mengetahui bukti-bukti keontetikan Al-Qur’an 

  4. Mengetahui macam-macam metode tafsir


BAB II 

PEMBAHASAN 

  1. Pengertian Al-Qur’an 

Secara lughawi (bahasa) Al-Qur’an akar kata dari kata qara’a yang berarti membaca, sesuatu yang dibaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca huruf-huruf dan kata-kata antara satu dengan yang lain. Membaca disini khusus ditujukan pada Al-Qur’an sebagai teks yang dapat kita saksikan. Al-Qur’an sebagai teks sebenarnya merupakan kumpulan dari teks-teks kitab sebelumnya yang sudah disempurnakan. Oleh karena itu, kata qara’a dapat pula diartikan menghimpun. Al-Qur’am menghimpun segala kitab sebelumnya, juga menghimpun segala ilmu pengetahuan. 

Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harfiyah berarti bacaan yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena tiada seseuatu bacaanpun sejak manuisa mengenal tulisan lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an bacaan sempurna lagi mulia.

Secara istilahi (istilah) Al-Qur’an didefinisikan dalam ragam pandangan yang dilatarbelakangi oleh bidang ilmu masing-masing. Ada dua kelompok besar yang ahli dalam Al-Qur’an tetapi mempunyai perspektif ilmu yang berbeda yaitu Ahli Kalam (Muatakalim) dan Ahli Fikih (Fuqaha). Menurut sebagian besar ahli kalam, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat qadim bukan makhluk, dan bersih dari sifat-sifat yang baru dan lafal-lafalnya bersifat azali yang berkesinambungan tanpa putus-putus. Namun, ada sebagian kecil ahli kalam yang mengatakan Al-Qur’an bersifat hadis (baru) dan makhluk. Perbedaan ini terletak pada sudut pandang hakikat Al-Quran yang dimaksud. Al-Qur’an dikatakan baru ika yang dimaksud adalah wujud fisik seperti yang ditulis berulang-ulang oleh manusia melalului suatu penerbitan. Sementara jika dimaksud adalah Al-Qur’an sebagai wahyu Allah di lauhul mahfudz atau hakikat bacaannya itu sendiri, maka Al-Qur’an tetap qadim.

Menurut ahli fikih, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penukilan secara mutawatir dan dianggap ibadah bagi yang membacanya. Definisi ahli fikih ini yyang disambuh lebih positif oleh kaum muslimin termasuk di Indonesia. Definisi ini bagi kaum muslimin tidak mengandunng pertentangan interpretasi. 

Menurut Al-Qur’an sendiri, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya, (QS. Asy-Syu’ara : 192-195). Lafal Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab namun maknanya dapat dipahami dalam berbagai bahasa manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an tetap konsisten menjadi hudan (petunjuk) bagi manusia.

Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi Al-Qur’an adalah Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang ditulis dalam bentuk mushaf dan berdasarkan penukilan secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah. 


  1. Sejarah Singkat Al-Qur’an 

Al-qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur lebih selama 23 tahun. Nabi Muhammad Saw setelah menerima wahyu langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan Nabi, tidak kurang dan tidak lebih. Dalam rangka menjaga kemurnian Al-Qur’an, Nabi Saw memanggil para sahabat yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat yang baru saja diterimanya disertai informasi tempat dan urutan setiap ayat dalam suratnya. Ayat-ayat tersebut ditulis dalam pelepah kurma, batu-batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.

Setelah Rasulullah Saw wafat pemeliharaan Al-Qur’an dilanjutkan oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Abu Bakar mengemban tugas pemeliharaan Al-Qur’an dengan melakukan penghimpunan naskah-naskah Al-Qurrr’an yang berserakan menjadi satu mushaf. Hal imi dikarenakan banyak para sahabat penghafal Al-Qur’an yang gugur di medan perang Yamamah. Dalam  pertempuran tersebut 70 orang penghafal Al-Qur’an gugur. Kemudian baru pada masa Utsman bin Affan tersusun pembukuan Al-Qur’an standar dalam rangka menjaga otoritas Al-Qur’an sekaligus mereduksi dan mengantisipasi konflik internal sekitar qira’at pada masa itu. Sejak itu islam dalam membaca Al-Qur’an berpegang pada bentuk bacaan yang sesuai dengan mushaf Utsmani.

  1. Keotentikan Al-Qur’an 

Kata I’jaz adalah bentuk mashdar, berakar kata dari ‘ajaza yang terdiri atas tiga huruf, yakni ‘ain, jim, dan zai. Kemudian dengan pola tashrif nya ‘ajaza, yu’jizu, I’jaz melahirkan pengertian secara etimologi “melemahkan,” “membuat lawan menjadi tak berdaya”. Dengan demikian kata I’jaz dapat pula diartikan membuat sesuatu tidak mampu. 

Sedangkan  pengertian I’jaz (Mukjizat) secara terminologi adalah suatu peristiwa yang sangat luar biasa, yang disertai tantangan dan selamat (terbebas) dari perlawanan. 

Sejalan dengan pengertian diatas mukjizat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang luar  biasa yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas  kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan itu. 

Kemukjizatan Al-qur’an pada dasarnya berpusat pada dua segi, yaitu segi isi kandungan dan segi bahasa al-qur’an. 

  1. Segi  isi atau kandungan Al-Qur’an 

Al-Qur’an mengungkap sekian banyak ragam hal ghaib seperti halnya mengungkap kejadian masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya yang telah demikian lama, seperti peristiwa Fir’aun. Dalam al-qur’an banyak ramalan-ramalan tenntang peristiwa-peristiwa yang belum terjadi tapi kemudian benar-benar terjadi dalam sejarah sebagaimana diramalkan, misalnya ramalan alqur’an tentang  kemenangan akhir kerajaan Romawi dalam peperangan melawan kerajaan Persi, dan menjadi kenyataan sejarah pada tahun 624 M, yaitu 7 tahun sesudah ramalan Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci Allah yang terakhir merupakan kitab suci yang lengkap dan sempurna, dimana pokok-pokok atau prinsip-prinsip ajaran yang dahulu yaitu Taurat, Zabur dan Injil telah dibawa juga oleh Al-Qur’an. 

  1. Segi Bahasa Al-Qur’an

Dari segi bahasa, Al-Qur’an merupakan bahasa Arab Quraisy yang mengandung sastra Arab yang sangata tinggi mutunya. Ketinggian mutu  sastra Al-Qur’an ini meliputi segala segi. kaya akan kata-kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat bijaksana dalam menyuguhkan isinya. 

Dalam gaya bahasanya yang menakjubkan Al-Qur’an mempunyai beberapa keistimmewaan, diantaranya: 

  • Kelembutan Al-Qur’an secara lafzhiah yang terdapat pada susunan suara dan keindahan bahasanya.

  • Keserasian Al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahana Al-Qur’an.

  • Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.

Menurut Abdurrazaq Naufal dalam bukunya Al-Ijaz Al-‘Adad Al-Qur’an Al-Karim (Kemukjizatan dari segi bilangan dalam Al-Qur’an) dapat disimpulkan sebagai berikut: 

  1. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya , missal : (Al-hayah atau kehidupan) dan (al-maut atau kematian), masing-masing sebanyak 145 kali. (An-naf atau manfaat) dan (al-fasad atau kerusakan ) masing-masing 50 kali. (Al-harr atau panas) dan (al-bard atau dingin) masing-masing 4 kali. 

  2. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna yang terkandung didalamnya. Missal: (al-harts/membajak (sawah) dan (az-zira’ah atau  bertani) masing-masing 14 kali.  (al-‘ujub atau membanggakan diri ) dan (al-ghurur atau angkuh) masing-masing 27 kali. (ad-dhallun atau orang sesat) dan (al-mauta atau mati jiwanya) masing-masing 27 kali.

  3. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukkan pada akibatnya, misalnya: (Al-Infaq atau menafkahkan) dan (ar-ridha atau kerelaan) masing-masing 73 kali. (al-bukhl atau kikir) dan (al-hasrah atau penyesalan) masing-masing 12 kali. (al-kafirun atau orang-orang kafir) dan (an-nar atau neraka) masing-masing 154 kali. 

  4. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya. Misal: (al-israf atau pemborosan) dan (as-sur’at atau tergesa) sebanyak 23 kali. (al-mau’izah atau nasehat) dan (al-lisan atau lidah) masing-masing 25 kali. (al-asra atau tawana) dan (al-harb atau perang) masing-masing 6 kali. 

  5. Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut ditemukan pula keseimbangan khusus misalnya: kata (yaum/hari) dalam bentuk tunggal, sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun. Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada tujuh dan penjelasannya diulangi sebanyak tujuk kali yaitu pada surat Al-Baqarah:29, Al-Isra: 44, Al-Mu’minun:86, Fushilat:12, Ath-Thalaq:12, Al-mulk:3, dan Nuh:15.


  1. Metode Tafsir

Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti “cara atau jalan”. Dalam bahasa Inggris  kata ini ditulis “Method” dan bahasa Arab menerjemhkannya dengan “thariqat” dan “manaj”. Dan dalam pemakaian bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiaan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Kata tafsri berasal dari bahasa Arab, yaitu Fassara, Yufassiru, Tafsiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu, tafsir dapat pula berarti al-idlah wa altabiyin, yaitu penjelasan dan keterangan. Menurut Imam Al-Zarqoni mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan AL-Qur’an baik dari segi pemahaman makna atau arti sesuai yang dikehendaki Allah Swt menurut kadar kesanggupan manusia. Selanjutnya Abu Hayan, sebagaimana dikutip As-Sayuthi, mengataan bahwa tafsir adalah ilmu yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai cara mengucapkan lafadz-lafadz al-qur’an disertai makna serta hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Sedangkan metodologi tafsir adalah sebuah ilmu yang mengajarkan kepada orang yang mempelajarinya untuk menggunakan metode tersebut dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Adapun macam-macam metode tafsir sebagai berikut: 

  1. Al-Tafsir Al-Tahlily (Analisis) 

Kata Tahlili berasal dari bahasa Arab halalla-yuhalillu-tahlilan yang berarti mengurai atau menganalisa. Tafsir tahlili ialah menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf. Selanjutnya metode tahlily merupakan metode tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al_Qur’an dilakukan dengan cara urut dan tertib sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf, yakni dimulai dari surat Al-Fatihah hingga surat An-Nas. 

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode tafsir tahlily merupakan penafsiran ayat Al-Qur’an dengan cara berurutan sesuai urutan surah yang ada pada Al-Qur’an, dengan cara menganalisis dari semua aspek, baik dari segi kosa kata, lafal dari aspek bahasa, serta makna. 

  1. Al-Tafsir al-Ijmaliy (Global)

Secara harfiyah, kata ijmali berasal dari kata ajmala yang berarti menyebutkan sesuatu secara tidak terperinci. Kata ijmali secara bahasa artinya ringkasan, ikhtisar global, dan penjumlahan. Tafsir ijmali adalah penafsiran al-qur’an yang dilakukan dengan cara mengemukakan isi kandungan al-Qur’an melalui pembahasan yang bersifat umum (Global), tanpa uraian apalagi pembahasan yang panjang dan luas. Dengan metode ini, mufasir berupaya menjelaskan makna-makna Al-Qur’an dengan uraian singkat dan yang mudah. Sehingga dipahami oleh semua orang, mulai dari orang awam sampai orang yang berpengetahuan luas. 

Dengan metode ini, Mufasir berupaya menafsirkan kosa kata Al-qur’an dengan kosa kata yang berada didalam Al-Qur’an sendiri. Sehingga para pembaca melihat uraian tafsir nya tidak jauh dari konteks Al-qur’an, tidak keluar dari muatan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an. 

  1. Tafsir Al-Muqarran (Perbandingan atau Komparasi)

Secara harfiyah, muqaran berarti membandingkan. Secara istilah, tafsir muqaran berarti suatu metode atau teknik menafsirkan Al-Qur’an dengan cara membandingkan suatu ayat dengan ayat lainnya, atau perbandingan ayat dengan hadis. Nasharuddin Baidah berpendapat bahwa tafsir muqaran adalah menafsirkan menafsirkan sekelompok ayat Al-Qur’an atau suatu surat tertentu dengan cara membandingkan antar ayat dengan ayat atau surah dengan hadis, atau antara pendapat ulama dengan ulama tafsir dengan menonjolkan aspek-aspek perbedaan tertentu dari objek yang membandingkannya.

  1. Al-Tafsir al-Maudlu’iy (Tematik) 

Tafsir Maudlu’iy yaitu menafsirkan al-Qur’an dengan langkah-langkah tertentu yang dimulai dengan menentukan topic sampai memberikan kesimpulan atau jawaban akhir bagi permasalahan yang dibahas. Arti dari kata maudhui adalah topic atau materi suatu pembicaraan atau pembahasan secara tematik. Jadi tafsir maudlui adalah tafsir yang membahas masalah-masalah al-Qur’an yang memiliki kesatuan makna atau tujuan dengan cara menghimpun ayat-ayatnya yang  bisa juga disebut dengan metode tauhidi (kesatuan) untuk kemudian melakukan penalaran (analisis) terhadap isi kandungannya serta menghubung-hubungkan antara satu dengan yang lainnya.









BAB III 

PENUTUP 

  1. Kesimpulan 

definisi Al-Qur’an adalah Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang ditulis dalam bentuk mushaf dan berdasarkan penukilan secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah. 

Al-qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur lebih selama 23 tahun. Nabi Muhammad Saw setelah menerima wahyu langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan Nabi, tidak kurang dan tidak lebih.

Kemukjizatan Al-qur’an pada dasarnya berpusat pada dua segi, yaitu segi isi kandungan dan segi bahasa al-qur’an

Metode tafsir ada 4 yaitu :

  1.  Al-Tafsir Al-Tahlily (Analisis) 

  2. Al-Tafsir al-Ijmaliy (Global)

  3. Tafsir Al-Muqarran (Perbandingan atau Komparasi)

  4. Al-Tafsir al-Maudlu’iy (Tematik) 


  1. Saran 

Semoga dalam isi makalah ini kita  bisa kedepannya lebih baik dalam meningkatkan mutu pembelajaran di lingkungan sekolah dimasa sekarang dan yang akan datang.  dalam penulisan makalah ini pastinya masih banyak kesalahan yang perlu kami perbaiki.Maka dari itu kami butuh kritik dan saran, agar kami dapat memperbaiki di kemudian hari.


 

DAFTAR PUSTAKA 


Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Agil Said Husin Al-Munawal, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005

Baidan Nasaruddin, Metode Penafsiran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadan di Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.


https://id.scribd.com/makalah-Alquran-dan-bukti-keotentikannya

http://kumpulanmakalah-mey/makalah-tentang-metode-metode-tafsir.html?m=1 


 Al-Quran Secara Global


Makalah Perkembangan Islam Asia Afrika





Maklah Analisis Kepuasan Pengguna Dalam Pendidikan

MAKALAH MAQAMAT DAN HAL SERTA LATIHAN BATHIN (TAKHALLI, TAHALLI,

Makalah Landasan Dan Kurikulum PAI

Konsep Dasar Pengembangan Instrumen Penilaian Agama Islam

Maklah Statistik Bab II Pembahasan



Dress Wanita 30 Ribuan!!! Ada Disini !😍🤗

Yuk Mampir Ke Toko Online Syintia Berikhtiar, Banyak Tersedia Pakaian Muslim Yang ganteng dan cantik loh. Hanya di Toko Online Syintia Berikhtiar Klik Disini

Buket Cantik Start Harga 20 Ribuan 😮 Hanya Di Syeenish Bouquet


"Menyediakan Berbagai Macam Buket"

*Buket Bunga
*Buket Snack
*Buket Jilbab
*Buket Boneka
*Buket Uang
*Buket Rekwesan

Start Harga 20 K Loh


Admin WhatsApp 

Website: Habibah Purnama 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(DOC) AYAT DAN HADITS TENTANG BERSYUKUR

(DOC) RPP Perkembangan Bani Ummayyah I

(DOC) MAKALAH SHIFAT HURUF HIJAIYAH